Sistem sosial budaya Indonesia adalah sebagai totalitas nilai, tata sosial, dan tata laku manusia Indonesia harus mampu mewujudkan pandangan hidup dan falsafah negara Pancasila ke dalam segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara. Asas yang melandasi pola pikir, pola tindak, fungsi, struktur, dan proses sistem sosial budaya Indonesia yang diimplementasikan haruslah merupakan perwujudan nilai
SeniBudaya; sebutkan 3 komponen budaya politik Sosialisasi Politik. 16/12/2021 oleh bimbel. Bimbel.Co.Id - Salam sejahtera bagi teman - teman online yang terkasih, kembali lagi di dalam web Bimbel.Co.Id yang akan membahas tentang Sosialisasi Politik. Oke, mari Read more.
Adalah komponen sosial seperti demografi, organisasi sosial, ekonomi, institusi politik dan sistem kepercayaan. Semua komponen tersebut tentu akan memengaruhi karakter, daya tahan, stabilitas dan tingkat kemajuan dari ekosistem yang terbentuk. 2. Natural ecosystem. Meliputi faktor biofisik, seperti tanah, air, iklim, cahaya, tumbuhan, hewan, dsb.
Pengertian Budaya Politik. Budaya politik adalah pandangan politik yang banyak mempengaruhi sikap,orientasi,ataupun pilihan politik seseorang. Budaya politik akan lebih mengutamakan dimensi psikologis daripada suatu sistem politik, yakni sikap, sistem kepercayaan, simbol yang akan dimiliki individu atau yang akan dilaksanakannya dalam masyarakat.
Selain aturan dan prosedur, lingkungan politik-hukum juga mencakup lembaga dan kelompok penekan. Semua entitas politik ini berdampak pada kapasitas kerja industri di masyarakat. 6. Lingkungan fisik. Komponen terakhir dari lingkungan makro adalah lingkungan fisik di mana sebuah organisasi berada. Berikut ini adalah komponen-komponen lingkungan
Jakarta - . Sistem hukum adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri dari unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan dan berkaitan secara erat. Pada hakikatnya hukum di Indonesia merupakan suatu sistem, yang terdiri dari komponen-komponen saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang didasarkan pada UUD 1945 dan dijiwai oleh falsafah Pancasila.
. Pengertian Budaya Politik dapat diartikan sebagai salah satu unsur budaya Nasional bangsa. Adanya budaya politik dapat menjadi acuan peran warga negara dalam bangsa tersebut. Budaya politik juga dijadikan suatu sikap, perasaan, pengetahuan dan penilain warga terhadap politik yang berjalan. Adanya kesesuaian antara budaya politik dan kehidupan politik akan menjadikan warga lebih paham tentang budaya politik. Definisi Umum Budaya PolitikDefinisi Budaya Politik Menurut AhliKomponen Orientasi Politika. Orientasi Kognitifb. Orientasi afektifc. Orientasi EvaluatifTipe-Tipe Budaya Politika. Budaya politik parokialb. Budaya politik Subjekc. Budaya poitik pasrtisipanCiri-Ciri Budaya Politik Indonesia Definisi Umum Budaya Politik Pengertian Umum dari budaya politik yaitu budaya yang dapat dijadikan landasan dalam bersistem politik warga negara. Dengan adanya budaya politik bisa memberikan ancaun peran dirinya dalam suatu bangsa. Budaya politik juga memberikan warna dan jiwa politik warga negara. Para sarjana politik juga sudah berusaha untuk merumuskan definisi atau pengertian dari budaya politik. Pengertian lebih lanjut akan dijelaskan pada paragraf selanjutnya. Berikut ini beberapa makna Menurut Ahli dari budaya politik Kay Lawson 1988 Budaya politik adalah seluruh nilai yang terdapat pada politik suatu negara ada di satu perangkat tersebut. Gabriel lamond Sindney Verba 1966 Budaya politik mempunyai peranan warga negara, sikap orientasi pada sistem politik dan berbagai ragam bagian politik. Austis Raney 1996 Budaya politik merupakan suatu orientasi yang tertuju pada objek-objek politik terhadap peran pemerintahan yang telah dipegang secara bersamaan. Larry Diamod Pengertian Budaya Politik yaitu ide-ide, keyakinan, sentimen, sikap dan juga evaluasi warga negara terhdap politik yang sedang berjalan dalam negera tersebut. Tidak hanya warga negara secara kelompok tapi juga peranan individu pada sistem politik tersebut. Mohctar Masoed dan Colin Mc Adrews 2000 Budaya politik yaitu peran warga atau masyarakat dalam dunia politik dan kehidupan politik suatu bangsa. Alan R. Ball 1963 Budaya politik yaitu adanya komponen yang barasal dari kepercayaan, sikap, emosi dan juga nilai-nilai masyarakat yang terkait dengan isu-isu politik dan sistem politik. Dari berbagai pendapat ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya politik yaitu budaya yang memberikan gambaran mengenai politik suatu negara secara keseluruhan. Adanya budaya politik dapat di lihat dari sikap, pengetahuan, nilai dan keyakinan warga negara terhadap politik suatu bangsa. Dengan begitu budaya politik tidak dapat dilihat secara aktual tapi nonaktual. Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan budaya politik yaitu objek pembicaraan dan sistem politik warga dalam kehidupan politik bangsa. Komponen Orientasi Politik Menurut Powell da Almond budaya politik seseorang dapat di lihat dari tiga komponen yaitu kognitif, Afektif dan Evaluatif. Berikut ini Pengertian Orientasi Afektif, Kognitif, Evaluatif. a. Orientasi Kognitif Orientasi atau pengenal seseorang dalam sistem politik yang terdiri dari keyakinan dan pengetahuan mengenai sistem politik. Pegatahuan seseorang mengenai tokoh-tokoh pemeritahan, alur sistem politik dan mengetahui bagaimana mereka mengambil kebijakan merupakan contoh dari pegetahuan politik. Tidak hanya itu saja mengetahui berbagai simbol, dari lembaga negara, mata uang, ibukota, batas negara dan hal kecil lainnya juga termasuk orientasi kognitif. b. Orientasi afektif Orintasi afektif ini memberitahukan tentang adanya ikatan emosional dengan sistem politik. Adanya sikap untuk menerima dan menolak suatu kebijakan politik yang sedang berjalan ini juga dapat menjadi contoh orientasi afektif. Jadi, berbagai hal yang berhubungan dengan sistem politik seperti peraturan yang telah di tetapkan hendak bersepakat atau tidak. c. Orientasi Evaluatif Orinetasi ini berhubungan dengan moral seseorang pada sistem politik bangsa. Tidak hanya itu saja, orientasinya juga dapat memperlihatkan komitmen pada pertimbangan-pertimbangan sistem politik. Dengan demikian seseorang akan bersepakat dengan sistem politik sesuai dengan norma-norma yang di anut. Ketiga komponen ini ternyata tidaklah terbangun sendiri-sendri, tapi ketiganya saling berkaitan. Tidak semua dapat melihat ketiga komponen ataupun satu komponen dalam diri seseorang. Ketiganya saling berhubungan dan berkaitan, contoh orang dapat menilai kepemimpian bangsa, tentunya ia harus tahu terlebih dahulu tentang pemimpin tersebut. Perlu adanya pengetahuan, setelah itu keyakinan dan mau menjalankan kebijakan-kebijakannya. Tipe-Tipe Budaya Politik Setiap politik masing-masing negara memiliki tipe-tipe budaya yang berbeda. Berikut ini Tipe-Tipe Budaya Politik. a. Budaya politik parokial Budaya politik yang terjadi pada cakupan wilayah yang masih kecil atau sempit. Pada budaya politik parokial warga memiliki minat yang rendah terhadap politik yang sedang berjalan di negera tersebut. Warga negera hanya memiliki minat politik yang hanya ada di sekitar mereka tinggal. Dengan demikian warga negara memang kurang minat dengan politik di pusat kota atau daerah yang jauh dari sekitarnya. Budaya politik parokial memiliki beberapa ciri, berikut ini selengkapnya. Kurang adanya keikutsertaan atau peran khusus dalam bidang politik. Kecuali jika politik tersebut bersamaan dengan peran keagamaan, ekonomi dan peran lainnya. Budaya politik warga negaranya masih sederhana dan tradisonal. Tidak adanya harapan warga negara terhadap politik yang ia tempati. Mereka benar-benar tidak terlalu memperhatikan sistem politik yang ada di daerahnya. Tidak adanya minat terhadap objek-objek politik yang lebih luas selain hanya di sekitarnya saja. Kurang memhami adanya hak masyarakat untu ikut serta dalam sistem politik. b. Budaya politik Subjek Budaya politik subjek ini dapat dilihat jika warga negaranya pasif dalam menjalankan undang-undang dan patuh pada pemerintahan, namun tidak aktif melibatkan diri dalam sistem politik. Pernyataan tersebut menurut Mochtar Masoed dan olin Mac Andrew 2000. Adapun ciri-ciri dari budaya politik Subjek yaitu Warga negaranya tidak menuntut atau memberikan masukan kepada pemerintahan. Mereka sudah puas dengan berbagai kebijakan yang berasal dari pemerintahan. Dengan demikian kecenderungan untuk ikut berpartisipasi sangat rendah. Adanya keadaran penuh terhadap otoritas pemerintahan Warga negarnya patuh terhadap berbagai keputusan pemerintah, hanya saja kesadaran untuk ikut memajukan sistem politik menjadi lebih kurang berminat. Warga negara kurang mampu berpastispasi dalam sistem politik atau disebut sebagai aktor politik yang pasif Menurut warga semua keputusan dari pemerintah wajib di taati dna tidak boleh di langgar. c. Budaya poitik pasrtisipan Budaya politik yang memiliki kebalikan dari budaya politik subjek. Warga negaranya lebih aktif dalam sistem politik. Bahkan warga negaranya menjadi suatu hal yang penting dan dibutuhkan dalam sistem politik baik dalam struktur, administratif dan proses politik. Pendapat tersebut menurut Almond dan Verba1966. Budaya poitik tipe ini dapat dilihat dari orientasi terhadap politik dalam hal input, output, objek politik dan hal lai yang berhubungan dengan politik. Adapun ciri-ciri dari budaya politik partisipan yaitu Warga Negara memiliki hak untuk menolak berbagai kebijakan pemerintah yang kurang sesuai dengan penilainnya. Warga juga memiliki kewajiban untuk menaati peraturan dari pemerintahan Adanya kesadara yang tnggi bahwa masyarat bukan hanya berdiam diri dalam suatu pemerintahan atau sistem politik. Tapi, masyarakat juga harus ikut dalam sistem tersebut. Anatara hak dan kewajiban dari masyarakat di sadari penuh. Dalam hal ini bukan berarti bahwa warga tunduk begitu saja. Mereka melaksanakan hak untuk bersuara dan memiliki kewajiban untuk menaati berbagai peraturan yang sudah disepakati bersama. Ciri-Ciri Budaya Politik Indonesia Budaya politik setiap negara berbeda dan tidak bisa disamaratakan. Seperti hanya indonesia, memiliki ciri dominan dalm menjalankan politik. Menurut Rustadi Ciri Dominan Budaya Politik Indonesia yaitu budaya politik yang digunakan masih cenderung bersifat paternalisme dan patrimonial. Salah satu indikatornya yaitu adanya kepuasan terhadap atasan. Budaya politik yang dijalankan ada yang parokial subjek dan ada yang patisipan untuk pihak yang lain. Selain itu, karen adanya suku budaya yang beragam di Indonesia, menjadikannya tidak hanya budaya politik tapi adanya subbudaya politik. Tidak dapat dipukul rata budaya dari satu daerah dan daerah lainnya. Hal tersebut juga dikarenakan adanya sifat kedaerahan yang masih kental. Sulit untuk menerima budaya baru yang kurang sesuai dengan adat yang berlaku. Terdapat tiga ciripalingdominanpolitik indonesia menurut Afan Gaffar 1999. Adapun tiga komponen tersebut yaitu hirarki yang tegas, kecenderungan patronagen dan kecenderungan Neo-Patrimonialistik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa politik Indonesia adalah budaya politik nasional. Karena memang indonesia memiliki pnduduk yang heterogen. Seperti halnya Pengertian Budaya Politik yang beragam menurut para ahli. Sumber Tambahan Originally posted 2018-09-06 163030.
Pengertian Budaya Ketatanegaraan, Ciri-Ciri, Komponen, Tipe Contoh Budaya Politik Terlengkap – Budaya kebijakan yaitu pola perilaku suatu masyarakat dalam semangat bernegara , penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintah, hukum, norma adat yang dihayati oleh seluruh anggota mahajana setiap tahunnya. Boleh juga diartikan sebagai satu sistem kredit bersama satu publik yang memiliki kesadaran lakukan berpartisipasi n domestik pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya. Siapa ini kita akan membahas mengenai denotasi budaya politik menurut para ahli, ciri-ciri budaya garis haluan, diversifikasi-varietas budidaya politik dan ciri-cirinya, komponen budaya politik serta model budaya garis haluan. Berikut selengkapnya. Samuel Beer Pengertian budaya strategi menurut Samuel Beer yaitu skor-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi akan halnya bagaimana pemerintahan mudahmudahan dilaksanakan dan aa nan harus dilaksanakan oleh pemerintah. Rusadi Sumintapura Pengertian budaya politik menurut Rusadi Sumintapura yaitu sempurna tingkah kayun individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota satu sistem politik. Rusadi Kantaprawira Signifikasi budaya politik menurut Rusadi Kantaprawira merupakan persepsi manusia, pola sikap terhadap berbagai masalah strategi dan peristiwa politik terpikat kembali ke internal pembentukan struktur dan proses kegiatan politik umum maupun rezim. Austin Ranney Denotasi budaya politik menurut Austin Ranney adalah seperangkat pandangan-penglihatan tentang politik dan tadbir yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola pembiasaan terhadap objek-objek ketatanegaraan. Miriam Budiardjo Pengertian budaya politik menurut Miriam Budiardjo adalah keseluruhan dari pandangan-rukyat strategi seperti norma, sempurna habituasi terhadap politik dan sikap hidup pada umumnya. Moctar Massoed Pegertian budaya politik menurut Moctar Massoed ialah sikap dan orientasi warga satu negara terhadap roh pemerintahan negara dan politiknya. Ciri-Ciri Budaya Politik Berikut ini merupakan ciri-ciri budaya garis haluan, diantaranya Adanya pengaturan pengaruh Adanya kegiatan puak-partai ketatanegaraan Adanya kobaran masyarakat terhadap kekuasaan pemerintah Adanya budaya politik tentang masalah legitimasi Proses pembuatan kebijaka pemerintah Perilaku para aparat negara Terdapat 3 macam komponen budaya garis haluan ialah Aklimatisasi Serebral Orientasi serebral merupakan penyesuaian yang mengirimkan pemahaman dan keyakinan insan terhadap sistem politik dan atributnya. Misalnya tentang ibukota negara, lambang negara, dan lain sebagainya. Orientasi Afektif Orientasi afektif adalah orientasi yang menyangsang emosional hamba allah dalam budaya politik nan madya melanglang dalam pemerintahan. Orientasi Evaluatif Orintasi evaluatif adalah orientasi nan mencantol kapasitas khalayak dalam tulang beragangan memberikan penilaian terhadap sistem kebijakan nan berlanjut dan bagaimana peran anak adam didalamnya. Faktor yang mempengaruhi yaitu pendidikan, kondisi, latar belakang, pemahaman dan lain-lain. Tipe-Tipe Budaya Strategi Suka-suka 3 macam atau jenis budayua politik yaitu budaya strategi parokial, budaya polittik subjek kuala dan budaya politik partisipan. Budaya Politik Parokial Budaya kebijakan parokial adalah budaya strategi dengan tingkat kolaborasi strategi yang lampau rendah. Lazimnya, budaya politik tipew ini terletak n domestik masyarakat tradisional dan kian bertabiat sederhana. Menurut Moctar Masoed dan Colin MC. Andrew, budaya politik parokial adalah basyar-manusia yang lain mengetahui setolok sekali adanya rezim dan politik. Ciri-ciri budaya garis haluan parokial, antara lain Ruang lingkupnya sempit dan kecil Apatis Pengertahuan poliik rendah Adanya ketidakpedulian dan menyedot diri dari semangat politik Anggota umum cenderung bukan berminat terhadap objek politik yang luas. Lain ada peranan garis haluan yang berkarakter spesifik Warga negara tidak buruk perut tatap muka dalam sistem ketatanegaraan Kesadaran umum mengenai pusat kewenangan dan supremsi rendah. Budaya Politik Subjek Budaya politik subjek atau budaya politik kaula merupakan budaya kebijakan yang masyarakatnya sudah lalu relatif modern naik sosial maupun ekonomi, namun masih relatif pasif. Budaya kebijakan tipe ini berada apada basyar secara pasif tunak plong para ketua pemerintahan dan undang-undang, namun tidak melibatkan diri dalam ketatanegaraan atau memberis suara dalam pemilu. Ciri-ciri budaya politik subjek yaitu, antara lain Masyarakat menyedari sepenuhnya orientasi pemerintah Minus pemukim memberi masukan dan tuntutan pada pemerintah, tapi menerima segala yang bersumber terbit pemerintah. Menerima keputusan yang dianggap sebagai keputusan yang tidak dapat dikoreksi ataupun ditentang. Sikap warga yaitu sebagai aktor politik pasif. Warga meletakkan keadaan, minat, dan perhatian pada sistem garis haluan umum dan singularis pada bahan output sedangkan kesadarannya pada input dan kesadaran umpama aktor strategi masih minus. Budaya Strategi Partisipan Budaya politik partisipan adalah budaya yang ditandai oleh adanya pemahaman politik yang tinggi atau boleh dikatakan sebagau bentuk budaya anggota umum nan berkiblat diorientasikan secara eksplisit terhadap satu sisitemn keseluruhan dan struktur serta proses ketatanegaraan dan eksekutif. Ciri-ciri budidaya politik partisipan antara enggak, yaityu Penduduk mengingat-ingat properti dan tanggung jawabnya dan menggunakan hak dan menanggung kewajibannya. Tidak berbarengan menerima kejadian, tuduk pada keadaan, berdisiplin tapi menilai dengan penuh kesadaran semua sasaran garis haluan. Nasib politik sebagai media transaksi. Mencatat sevbagai pemukim negara yang aktif dan berlaku sebagai organisator. Contoh Budaya Politik Budaya politik boleh dilakukan diberbagai lingkungan, bisa lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, atau lingkungan sekolah. Berikut ini ialah acuan budaya politik di lingkungan publik, lingkungan anak bini, maupun lingkungan sekolah Mengikuti pemilu bakal yang telah berumur 17 tahun keatas secara sehat dan tertib Ikuti dalam protes atau demo andai penyalur aspirasi secara berdamai dan tak merugikan bisa jadi sekali lagi. Ikut intern penyortiran bos dan wakil Osis Mengacapi aspirasi dan pikiran intern forum atau pembicaraan Berpartisipasi dalan organisasi Mendengarkan nasihat orang tua Mengerjakan musyawarah anak bini cak bagi mengambil keputusan. Demikian artikel pembahasan tentang”Signifikasi Budaya Politik, Ciri-Ciri, Komponen, Tipe Dan Contoh Budaya Ketatanegaraan Terlengkap“, agar berguna dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.
Komponen-Komponen Budaya Politik Seperti dikatakan oleh Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr., bahwa budaya politik merupakan dimensi psikologis dalam suatu sistem politik. Maksud dari pernyataan ini menurut Ranney, adalah karena budaya politik menjadi satu lingkungan psikologis, bagi terselenggaranya konflik-konflik politik dinamika politik dan terjadinya proses pembuatan kebijakan politik. Sebagai suatu lingkungan psikologis, maka komponen-komponen berisikan unsur-unsur psikis dalam diri masyarakat yang terkategori menjadi beberapa unsur. Menurut Ranney, terdapat dua komponen utama dari budaya politik, yaitu orientasi kognitif cognitive orientations dan orientasi afektif affective oreintatations. Sementara itu, Almond dan Verba dengan lebih komprehensif mengacu pada apa yang dirumuskan Parsons dan Shils tentang klasifikasi tipe-tipe orientasi, bahwa budaya politik mengandung tiga komponen obyek politik sebagai berikut. Orientasi kognitif yaitu berupa pengetahuan tentang dan kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan outputnya. Orientasi afektif yaitu perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan pe-nampilannya. Orientasi evaluatif yaitu keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan.
Pada kesempatan kali ini akan membahas tentang Budaya Politik dimana akan dijabarkan melalui Definisi, Pengertian, Komponen, Tipe, Model Dan Bagian-Bagian Politik. untuk lebih jelasnya yuk kita simak penjelasan dibawah ini Budaya politik merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih khas. Istilah budaya politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai-partai politik, perilaku aparat negara, serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang me-merintah. Kegiatan politik juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial, kehidupan pribadi dan sosial secara luas. Dengan demikian, budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politik dan menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian sumber-sumber masyarakat. Budaya politik adalah sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat. Namun, setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya, seperti antara masyarakat umum dengan para elitenya. Seperti juga di Indonesia, menurut Benedict R. O’G Anderson, kebudayaan Indonesia cenderung membagi secara tajam antara kelompok elite dengan kelompok massa. Almond dan Verba mendefinisikan budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu. Dengan kata lain, bagaimana distribusi pola-pola orientasi khusus menuju tujuan politik diantara masyarakat bangsa itu. Lebih jauh mereka menyatakan, bahwa warga negara senantiasa mengidentifikasikan diri mereka dengan simbol-simbol dan lembaga kenegaraan berdasarkan orientasi yang mereka miliki. Dengan orientasi itu pula mereka menilai serta mempertanyakan tempat dan peranan mereka di dalam sistem politik. Berikut ini adalah beberapa pengertian budaya politik yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk lebih memahami secara teoritis sebagai berikut Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal dan diakui oleh sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberikan rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain. Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan aspek generiknya. Yang pertama menekankan pada isi atau materi, seperti sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme. Yang kedua aspek generik menganalisis bentuk, peranan, dan ciri-ciri budaya politik, seperti militan, utopis, terbuka, atau tertutup. Hakikat dan ciri budaya politik yang menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah tujuan. Bentuk budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka dan tertutup, tingkat militansi seseorang terhadap orang lain dalam pergaulan masyarakat. Pola kepemimpinan konformitas atau mendorong inisiatif kebebasan, sikap terhadap mobilitas mempertahankan status quo atau men-dorong mobilitas, prioritas kebijakan menekankan ekonomi atau politik. Dengan pengertian budaya politik di atas, nampaknya membawa kita pada suatu pemahaman konsep yang memadukan dua tingkat orientasi politik, yaitu sistem dan individu. Dengan orientasi yang bersifat individual ini, tidaklah berarti bahwa dalam memandang sistem politiknya kita menganggap masyarakat akan cenderung bergerak ke arah individualisme. Jauh dari anggapan yang demikian, pandangan ini melihat aspek individu dalam orientasi politik hanya sebagai pengakuan akan adanya fenomena dalam masyarakat secara keseluruhan tidak dapat melepaskan diri dari orientasi individual. Pengertian Budaya Politik Menurut Para Ahli Terdapat banyak sarjana ilmu politik yang telah mengkaji tema budaya politik, sehingga terdapat variasi konsep tentang budaya politik yang kita ketahui. Namun bila diamati dan dikaji lebih jauh, tentang derajat perbedaan konsep tersebut tidaklah begitu besar, sehingga tetap dalam satu pemahaman dan rambu-rambu yang sama. Berikut ini merupakan pengertian dari beberapa ahli ilmu politik tentang budaya politik. Rusadi Sumintapura Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik. Sidney Verba Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan. Alan R. Ball Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik. Austin Ranney Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr. Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas dalam arti umum atau menurut para ahli, maka dapat ditarik beberapa batasan konseptual tentang budaya politik sebagai berikut Pertama bahwa konsep budaya politik lebih mengedepankan aspek-aspek non-perilaku aktual berupa tindakan, tetapi lebih menekankan pada berbagai perilaku non-aktual seperti orientasi, sikap, nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan. Hal inilah yang menyebabkan Gabriel A. Almond memandang bahwa budaya politik adalah dimensi psikologis darisebuah sistem politik yang juga memiliki peranan penting berjalannya sebuah sistem politik. Kedua hal-hal yang diorientasikan dalam budaya politik adalah sistem politik, artinya setiap berbicara budaya politik maka tidak akan lepas dari pembicaraan sistem politik. Hal-hal yang diorientasikan dalam sistem politik, yaitu setiap komponen-komponen yang terdiri dari komponen-komponen struktur dan fungsi dalam sistem politik. Seseorang akan memiliki orientasi yang berbeda terhadap sistem politik, dengan melihat fokus yang diorientasikan, apakah dalam tataran struktur politik, fungsi-fungsi dari struktur politik, dan gabungan dari keduanya. Misal orientasi politik terhadap lembaga politik terhadap lembaga legislatif, eksekutif dan sebagainya. Ketiga budaya politik merupakan deskripsi konseptual yang menggambarkan komponen-komponen budaya politik dalam tataran masif dalam jumlah besar, atau mendeskripsikan masyarakat di suatu negara atau wilayah, bukan per-individu. Hal ini berkaitan dengan pemahaman, bahwa budaya politik merupakan refleksi perilaku warga negara secara massal yang memiliki peran besar bagi terciptanya sistem politik yang ideal. Komponen-Komponen Budaya Politik Seperti dikatakan oleh Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr., bahwa budaya politik merupakan dimensi psikologis dalam suatu sistem politik. Maksud dari pernyataan ini menurut Ranney, adalah karena budaya politik menjadi satu lingkungan psikologis, bagi terselenggaranya konflik-konflik politik dinamika politik dan terjadinya proses pembuatan kebijakan politik. Sebagai suatu lingkungan psikologis, maka komponen-komponen berisikan unsur-unsur psikis dalam diri masyarakat yang terkategori menjadi beberapa unsur. Menurut Ranney, terdapat dua komponen utama dari budaya politik, yaitu orientasi kognitif cognitive orientations dan orientasi afektif affective oreintatations. Sementara itu, Almond dan Verba dengan lebih komprehensif mengacu pada apa yang dirumuskan Parsons dan Shils tentang klasifikasi tipe-tipe orientasi, bahwa budaya politik mengandung tiga komponen obyek politik sebagai berikut. Orientasi kognitif yaitu berupa pengetahuan tentang dan kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan outputnya. Orientasi afektif yaitu perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan pe-nampilannya. Orientasi evaluatif yaitu keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan. Tipe-tipe Budaya Politik Berdasarkan Sikap Yang Ditunjukkan Pada negara yang memiliki sistem ekonomi dan teknologi yang kompleks, menuntut kerja sama yang luas untuk memper¬padukan modal dan keterampilan. Jiwa kerja sama dapat diukur dari sikap orang terhadap orang lain. Pada kondisi ini budaya politik memiliki kecenderungan sikap ”militan” atau sifat ”tolerasi”. Budaya Politik Militan Budaya politik dimana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang. Bila terjadi kriris, maka yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh peraturan yang salah, dan masalah yang mempribadi selalu sensitif dan membakar emosi. Budaya Politik Toleransi Budaya politik dimana pemikiran berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha mencari konsensus yang wajar yang mana selalu membuka pintu untuk bekerja sama. Sikap netral atau kritis terhadap ide orang, tetapi bukan curiga terhadap orang. Jika pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan, maka hal itu dapat men¬ciptakan ketegangan dan menumbuhkan konflik. Kesemuanya itu menutup jalan bagi pertumbuhan kerja sama. Pernyataan dengan jiwa tolerasi hampir selalu mengundang kerja sama. Berdasarkan sikap terhadap tradisi dan perubahan. Budaya Politik terbagi atas Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Absolut Budaya politik yang mempunyai sikap mental yang absolut memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang. dianggap selalu sempurna dan tak dapat diubah lagi. Usaha yang diperlukan adalah intensifikasi dari kepercayaan, bukan kebaikan. Pola pikir demikian hanya memberikan perhatian pada apa yang selaras dengan mentalnya dan menolak atau menyerang hal-hal yang baru atau yang berlainan bertentangan. Budaya politik yang bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi, jarang bersifat kritis terhadap tradisi, malah hanya berusaha memelihara kemurnian tradisi. Maka, tradisi selalu dipertahankan dengan segala kebaikan dan keburukan. Kesetiaan yang absolut terhadap tradisi tidak memungkinkan pertumbuhan unsur baru. Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Akomodatif Struktur mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan sedia menerima apa saja yang dianggap berharga. Ia dapat melepaskan ikatan tradisi, kritis terhadap diri sendiri, dan bersedia menilai kembali tradisi berdasarkan perkembangan masa kini. Tipe absolut dari budaya politik sering menganggap perubahan sebagai suatu yang membahayakan. Tiap perkembangan baru dianggap sebagai suatu tantangan yang berbahaya yang harus dikendalikan. Perubahan dianggap sebagai penyim¬pangan. Tipe akomodatif dari budaya politik melihat perubahan hanya sebagai salah satu masalah untuk dipikirkan. Perubahan mendorong usaha perbaikan dan pemecahan yang lebih sempurna. Berdasarkan Orientasi Politiknya Realitas yang ditemukan dalam budaya politik, ternyata memiliki beberapa variasi. Berdasarkan orientasi politik yang dicirikan dan karakter-karakter dalam budaya politik, maka setiap sistem politik akan memiliki budaya politik yang berbeda. Perbedaan ini terwujud dalam tipe-tipe yang ada dalam budaya politik yang setiap tipe memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat, Gabriel Almond mengklasifikasikan budaya politik sebagai berikut Budaya politik parokialparochial political culture, yaitu tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif misalnya tingkat pendidikan relatif rendah. Budaya politik kaulasubyek political culture, yaitu masyarakat bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik partisipanparticipant political culture, yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi. Model-Model Kebudayaan Politik Demokratik Industrial Sistem Otoriter Demokratis Pra Industrial Dalam sistem ini cukup banyak aktivis politik untuk menjamin adanya kompetisi partai-partai poli-tik dan kehadiran pemberian suara yang besar. Di sini jumlah industrial dan modernis sebagian kecil, meskipun terdapat organisasi politik dan partisipan politik seperti mahasiswa, kaum in-telektual dengan tindakan persuasif menentang sis-tem yang ada, tetapi seba-gian besar jumlah rakyat hanya menjadi subyek yang pasif. Dalam sistem ini hanya terdapat sedikit sekali parti-sipan dan sedikit pula keter-libatannya dalam peme-rintahan. Pola kepemimpinan sebagai bagian dari budaya politik, menuntut konformitas atau mendorong aktivitas. Di negara berkembang seperti Indonesia, pemerintah diharapkan makin besar peranannya dalam pembangunan di segala bidang. Dari sudut penguasa, konformitas menyangkut tuntutan atau harapan akan dukungan dari rakyat. Modifikasi atau kompromi tidak diharapkan, apalagi kritik. Jika pemimpin itu merasa dirinya penting, maka dia menuntut rakyat menunjuk¬kan kesetiaannya yang tinggi. Akan tetapi, ada pula elite yang menyadari inisiatif rakyat yang menentukan tingkat pembangunan, maka elite itu sedang mengembang¬kan pola kepemimpinan inisiatif rakyat dengan tidak mengekang kebebasan. Suatu pemerintahan yang kuat dengan disertai kepasifan yang kuat dari rakyat, biasanya mempunyai budaya politik bersifat agama politik, yaitu politik dikembang¬kan berdasarkan ciri-ciri agama yang cenderung mengatur secara ketat setiap anggota masyarakat. Budaya tersebut merupakan usaha percampuran politik dengan ciri-ciri keagamaan yang dominan dalam masyarakat tradisional di negara yang baru berkembang. David Apter memberi gambaran tentang kondisi politik yang menimbulkan suatu agama politik di suatu masyarakat, yaitu kondisi politik yang terlalu sentralistis dengan peranan birokrasi atau militer yang terlalu kuat. Budaya politik para elite berdasarkan budaya politik agama tersebut dapat mendorong atau menghambat pembangunan karena massa rakyat harus menyesuaikan diri pada kebijaksanaan para elite politik. Bagian-bagian budaya politik Secara umum budaya politik terbagi atas tiga Budaya politik apatis tidak acuh, masa bodoh, dan pasif Budaya politik mobilisasi didorong atau sengaja dimobilisasi Budaya politik partisipatif aktif Demikian info kali ini tentang Budaya Politik – Definisi, Pengertian, Komponen, Tipe, Model Dan Bagian-Bagian Politik. semoga bermanfaat dan terima kasih banyak atas kunjungannya
0% found this document useful 0 votes6K views13 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes6K views13 pagesKomponen-Komponen Budaya PolitikJump to Page You are on page 1of 13 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
sebutkan komponen komponen budaya politik